Jumat, 22 Februari 2013



Indonesia Police Watch :
Proyek Pemanfaatan Optimalisasi Penguatan Sar Pras (POUPSP) Polri Banyak Kejanggalan



Ketua Presidium IPW Neta S. Pane
         Dugaan adanya penggelembungan anggaran yang akan dilaksanakan Proyek di Instansi Lembaga Kepolisian (Polri) disikapi Indonesia Police Watch (IPW) dengan meminta KPK serius mengawasi penggunaan anggaran tersebut agar negara tidak dirugikan, dan disarankan pemakaian anggaran tidak berlebihan terkesan di “Mark Up”.

         Salah satunya Indonesia Police Watch (IPW) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengawasi dan mencermati Proyek Pemanfaatan Optimalisasi Untuk Penguatan Sarana Prasarana (POUPSP) Polri Tahun Anggaran 2013 senilai Rp1,8 triliun.  Banyak kejanggalan di dalam proyek ini, terutama dalam penetapan harga dan manfaat barang yang hendak dibeli. Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengatakan,pembelian harga kuda yang akan dibeli Polri seharga Rp468 juta per ekor,kemudian harga seekor anjing Rp150 juta per ekor, perahu karet Rp156 juta per unit, laptop Rp28 juta per unit, eksternal hardisk Rp7 juta, kendaraan SAR darat Rp2,7 miliar per unit.“Masak harga kuda sama dengan harga mobil mewah,” Kata Neta S. Pane.

         Neta menambahkan untuk Anggaran proyek POPSP itu diluar anggaran Polri tahun 2013 sebesar Rp43,4 triliun. Proyek POPSP dijalankan dari anggaran tambahan yang sudah disetujui DPR pada November 2012. Dalam waktu dekat akan dilaksanakan pelelangan proyek ini. Diperkirakan ada 69 item proyek pengadaan di dalam POPSP,” tambah Neta

         Dengan adanya Proyek di Kepolisian tersebut IPW menghimbau agar KPK segera mengawasi proyek POPSP ini secara ketat, dengan cara menurunkan tim pencegahan korupsi maupun dengan investigasi. Dikhawatirkan adanya oknum-oknum DPR ikut andil dan bermain dalam proyek ini. Selain itu proyek senilai Rp1,8 triliun ini tidak menjadi arena kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) baik di internal maupun eksternal Polri yang akan berdampak Negara dirugikan.

         Menurut data di IPW, cukup banyak proyek pengadaan di Polri yang mubazir, padahal dana yang dikucurkan untuk proyek pengadaan itu mencapai ratusan miliar rupiah
Sedangkan menurut Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional) menyarankan agar Polri mengoreksi anggaran pembelian hewan satwa senilai Rp.16,650 miliar, dan mendengarkan koreksi serta masukan dari masyarakat.

      Komisioner Kompolnas Eddy Saputra Hasibuan mengatakan, Anggaran belasan miliar untuk pembelian satwa memang merupakan penunjang kebutuhan Polri,namun dana yang dianggarkan dan digunakan jangan terlalu besar,” Kata Eddy Hasibuan. Meskipun satwa-satwa tersebut dibeli impor dari Belanda dan Negara lain yang kwalitasnya baik, namun sebaiknya anggaran tersebut dikoreksi kembali agar terkesan adanya penggelembungan dan kemahalan dari Proyek pengadaan Sarana dan Prasarana di Lembaga Kepolisian tersebut.

      Menurut Asrena Polri Irjen (Pol) Sulistyo Ishak mengatakan, Polri menganggarkan dana Rp.13,5 miliar untuk pembelian 90 ekor anjing.Dengan estimasi satu ekornya senilai USD 8-9 ribu.Namun itu tidak hanya dilihat harganya tetapi dilihat fungsi dan kebutuhan serta manfaatnya,” Ujar Sulistyo Ishak. 

      Sulistyo Ishak menambahkan, bahwa hewan tersebut dibeli impor dari luar negeri sehingga dikenakan biaya tambahan dalam anggaran seperti adanya PPh,PPn, biaya akomodasi serta biaya pengiriman dari lokasi impor yang memakan biaya cukup mahal, serta nanti ada biaya karantina, biaya pengiriman penyaluran ke wilayah-wilayah kesatuan Polda di Indonesia,” tambah Sulistyo.

“Hewan anjing-anjing tersebut akan didistribusikan ke 31 Polda dalam rangka pengamanan menghadapi Pilpres  Pemilu 2014 nanti, dan anggaran tersebut sudah transparan dan boleh diunggah (dilihat) di internet harga-harga hewan-hewan tersebut,”Kata Sulistyo Ishak. (Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar